Minggu, 18 Oktober 2009

demi waktu


Ya Allah, betapa memang Engkau begitu tidak pernah berlaku dzolim pada kami, namun kami sendirilah yang berlaku dzolim pada diri kami sendiri ( Q.S. 2 : 57 ). Engkau telah memberitahukan bahwa dunia ini hanyalah sendau gurau belaka, tapi kami begitu mencintainya. Engkau ingatkan kami bahwa sebagian anak - istrimu akan menjadi musuh (fitnah) bagi kam tapi kami tetap berlebihan dalam mencintai mereka. Kebahagian mereka adalah kebahagian kami, kesedihan mereka adalah kesedihan kami. seakan kami tak peduli pada apapun yang penting mereka bisa tercukupi kebutuhannya di dunia ini. Kebutuhan sekolah mereka, makan mereka, baju mereka, rekreasi mereka dan sebaginya, tapi sedikit sekali kami berfikir tentang kebutuhan mereka akan hari esok yang lebih kekal. Ya... kami hanya berfikir tentang kebutuhan dan kesenangan mereka di dunia, tapi apa bekal mereka untuk hari akherat, sedikit sekali kami memikirkannya. bahkan untuk diri kami sendiri pun demikian.

Engkau berikan kami 24 jam dalam sehari, berapa banyak yang kami gunakan untuk beribadah kepada-Mu? Kami bekerja bukan dalam rangka beribadah kepada-Mu, karena kami sering melanggar aturan-Mu ketika bekerja, bahkan kami menghalalkan segala cara demi menuruti hawa nafsu pada materi. karena kami takut miskin, kami takut anak istri kami kelaparan, kurang gizi, tidak bisa membeli baju, perhiasan, perabot rumah, HP, kendaraan, Rumah dst. Hari libur hanya kami isi dengan rekreasi keluaga. dan ketika rekreasi, kami sering lupa kepada nikmat-Mu.

Ya Allah, kami sering bangga ketika kami berhasil meraih dunia. Kami bahagia ketika anak kami menjadi anak-anak yang cerdas pada pelajaran eksaktanya, tapi ya Allah, kami jarang sedih ketika anak-anak kami tidak melaksakan sholat lima waktunya, mengabaikan kewajiban puasanya, tidak pernah membaca kitab sucinya. Kami merasa biasa-biasa saja ketika setiap tahun berlalu tak juga bertambah hafalan kami akan surat dan ayat dalam AlQur'an yang mulia. Lesan kami mengakui bahwa AlQur'an sebagai petunjuk hidup kami, tapi kami jarang membaca-Nya... memahami isinya... mengamalkan ajarannya... apalah lagi menghafalkannya... tak pernah ada cita-cita di hati kami untuk menjadi penghafal alQuran karena hal itu akan menyita waktu yang bisa kami gunakan untuk mencari materi dan menyenangkan anak - istri.

Kami sering merasa cukup dengan amal ibadah kami kepada-Mu, tapi kami tak pernah merasa cukup dengan karunia materi yang Kau berikan kepada kami. Kami telah jatuh hati pada dunia ini ( anak istri dan materi ) dan karena itu kami takut mati!

Kami jarang peduli dengan urusan saudara seiman yang membutuhkan bantuan kami , karena kami menganggap bahwa kebutuhan anak istri sendiri belum tercukupi!

ketika sampai waktunya kami tua atau ketika jasad ini sudah tak lagi perkasa karena sakit yang kami derita, kemudian kematian telah terbayang di pelupuk mata jiwa, barulah kami sadar tentang kesalahan kami. betapa kami salah dalam menggunkan waktu semasa sehat dan sempat!
Ketika anak-anak telah menjadi dewasa tapi kurang bertaqwa, barulah kami sadari kesalahan kami bahwa kami salah memilihkan sekolah bagi mereka, kami kurang perhatian pada ruhani beragama mereka, kami kurang memberi contoh teladan kepada mereka tentang taqwa.
Ya Allah, ampunilah segala dosa kami. Berikan kami petunjuk-Mu agar kami mampu memanfaatkan waktu sesuai perintah-Mu, agar kami bisa meraih Ridho-Mu... amin! Jauhkan kami dari penyakit hati; terlalu cinta dunia dan takut mati... Amin!
Semoga bermanfaat... mohon maaf!

Tidak ada komentar: