Kamis, 22 Oktober 2009

agar Aktifitas Kita Bernilai Ibadah


Dalam hadist riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW pernah bersabda (yang bunyinya) :
Innamaa a'maalu binniyaat (sesungguhnya amal perbutan itu tergantung pada niatnya).

Kemudian kita juga mendapatkan hadist riwayat Muslim ( yang berbunyi) :
"man 'amila 'amalan laisa alaihi amrunaa fahuwa roddun" (barang siapa yang mengerjakan amalan (ubudiah)yang tidak pernah kami perintahkan, maka amalan itu tertolak). (mohon dikoreksi bila ada kesalahan redaksi/ makna/ lainnya)

Dari dua hadist tersebut di atas, maka bagi kita yang ingin agar amal kita bernilai sebagai amal ibadah maka harus ada di dalamnya dua hal, yakni NIAT yang IKHLAS dalam hati (faktor internal) dan amal yang kita kerjakan dalam rangka melaksanakan perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW (faktor eksternal).

tentang dua syarat tersebut Allah juga menjelaskan dalam Alqur'an :
"Dan barang siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah sedang dia orang yang mengerjakan kebaikan, maka sesungguhnya dia telah berpegang teguh pada buhul tali Allah yang kokoh..." (Q.S. Lukman : 22)
"Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang dia senantiasa mengerjakan kebaikan..." ( Q.S. An- Nisa: 125)

Yang dimaksud menyerahkan diri kepada Allah dalam dua kutipan ayat di atas adalah meng IKHLAS kan niat atas segala amal perbuatan hanya karena (pra-moment), dengan(in-moment) dan untuk(pasca-moment) Allah SWT (semata)tanpa disertai dengan tujuan yang lain. Sedangkan yang dimaksud "mengerjakan kebaikan" pada 2 ayat tersebut di atas ialah mengerjakan amal perbuatan dalam rangka melaksanakan perintah Allah dan Rasulullah dengan berusaha semaksimal mungkin agar tata cara pelaksanaannya bisa mengikuti contoh yang diberikan Rasulullah melalui sunnah Beliau dan sunnah para sahabat-sahabat beliau (khulafaaurraasyidiin).
Nah, untuk bisa mengikuti tata cara pelaksanaan amal ibadah agar sesuai dengan sunnah Rasulullah dan para sahabatnya kita harus memiliki ilmunya. Dengan demikian, ilmu juga menjadi syarat diterimanya amal ibadah kita oleh Allah SWT ( man 'amila 'amalan laisa alaihi ilmun fahuwa raddun: barang siapa mengerjakan amalan tanpa disertai dengan ilmu tentangnya maka amalan itu tertolak )

dengan demikian kita akan mendapatkan beberapa bentuk amal perbuatan :

1. ada amal perbuatan yang dikerjakan dengan ikhlas (diniatkan untk ibadah) tapi caranya tidak benar (tidak ada perintah dari Allah dan Rasulullah / tidak megikuti tata cara dalam sunnah Rasulullah ). kebanyakan ini dilaksanakan oleh masyarakat muslim awam yang sering mengesampingkan pentingnya ilmu syariat agama dalam beramal ibadah sehingga mereka berfikir...yang penting niatnya ikhlas karena Allah. Mudah-mudahan bentuk amal yang seperti ini dimaafkan dan semoga para pelakunya diberikan semangat untuk belajar syariat agama sehingga ke depanya dia tidak lagi beramal dengan kebodohannya tetapi beramal dengan ilmunya. (apakah kita di fase ini?)

2. ada amal perbuatan yang sudah mengikuti tata cara yang dicontohkan Rasulullah dan sahabatnya, tapi hatinya tidak ikhlas ( bukan karena Allah/ disertai dengan tujuan lain ). Kebanyakan ini dilakukan oleh orang yang sudah tahu, faham dan mungkin juga ahli syariat agama, akan tetapi setan berhasil menggoda hati mereka sehingga dalam melaksanakan perintah agama, hatinya tidak lagi semata karena Allah, tapi disertai sebab dan tujuan yang lain. Hampir semua kalangan ahli ibadah pernah mengalami ini karena di saat mereka beribadah pasti setan akan senantiasa menggoda (dari depan, belakang, kiri dan kanan).
Yang imannya pas-pasan, maka setan akan menggodanya dengan kemalasan. sehingga ia beribadah dengan berat hati, terpaksa dan asal-asalan.
Yang imannya kuat dan semangat dalam beribadah, maka setan akan menggodanya dengan membisikkan pujian-pujian di hati mereka:
kamu memang ahli ibadah,
kamu adalah orang paling alim di kantormu,
kamu adalah orang yang ikhlas,
kamu adalah orang yang rendah hati,
kamu adalah orang yang dermawan dan paling banyak sedekahnya,
kamu adalah orang yang paling bagus bacaan tilawahnya
kamu adalah orang yang paling bagus suara adzannya,...dan seterusnya dan seterusnya..! ketika kita mengiyakan bisikan setan maka disaat yang bersamaan kita telah menjadi riya'/ ujub (mohon mencari referensi yang lain tentang perbedaan riya' dan ujub). Semoga kita semua diselamatkan dari tipu daya setan yang terkutuk...amin. ( apakah kita di fase ini dan pernah mengalaminya? )

3. tidak ikhlas dan tidak ada perintah dan contoh dari Rasulullah (ini kita jumpai pada banyak tradisi adat di masyarakat kita).Ini jelas bahwa amalan yang seperti ini keluar dari urusan agama. bila ini dilaksanakan oleh masyarakat muslim, maka hal ini sangat berbahaya bagi keselamatan aqidah mereka. ( apakah kita pernah melakukannya? )

4. Amalan yang dikerjakan dengan hati yang ikhlas dan dikerjakan dengan tata cara yang sesuai dengan sunnah Rasulullah dan para sahabat beliau.
 ini yang kita harapkan bersama. Semoga kita semua bisa berada di fase ini...amin.!

Terima kasih. semoga manfaat.

Tidak ada komentar: